Selain sebagai filsuf ilahi yang merancang teosofi transenden dengan mengkombi nasikan filsafat wujūdiyyah dan cita rasa spiritual, Mullā Sadrā turut melahirkan banyak karya tafsir atau hermeneutika, salah satunya adalah tafsir surat al A'lā ini. Tafsir surat al A'la Mullā Sadrā pada dasarnya adalah tafsir yang utuh dan sistematis daripada se jumlah karangan tafsirnya yang lain. Dikarenakan pijakan paling mendasar Mullā Sadrā adalah teosofi transenden, maka muatan yang dikandung di dalam karya tafsirnya sangat merefleksikan ajaran-ajaran teosofinya.
Kandungan pokok dari tafsir surat al A'la adalah prinsip-prinsip mendasar dari agama: ketuhanan, kenabian, kosmologi, kemanusiaan, dan eskatologi. Di samping itu, ajakan-ajakan untuk berbuat baik secara moral, yang tujuannya adalah meneguk penge tahuan tertinggi dari cawan ilahi, termasuk suguhan di dalam tafsir al A'lā.
Corak buku ini secara khusus dirancang dengan mengikuti pola isu-isu teosofi transenden: dimulai dari memetakan persoalan realitas mendasar, lalu dilanjutkan dengan persoalan ketuhanan, hingga berakhir pada keniscayaan hari akhir.


“Sesungguhnya, pengetahuan (hikmah) itu adalah hasil dari berbagai pelajaran atas perenungan tanda-tanda Allah swt dan inemikirkan tentang kekuasaan-Nya yang ada di langit dan di bumi”. (Mullā Sadrā)