Artikel ini mendeskripsikan tentang resepsi Ismail Mundu, seorang Mufti Kerajaan Kubu terhadap al-Quran surah Yasin, beliau menulis kitab Zikir Tauhidiyah dan menulis risalah keutamaan dan kelebihan bagi orang yang membaca dan mengamalkan Q.S
Yasin [23]: 58. Penelitian tentang Ismail Mundu belum banyak dilakukan oleh para peneliti, maka peneliti tertarik untuk meneliti tema ini lebih jauh, dengan jenis penelitian kepustakaan dalam mengkomparasi interpretasi Ismail Mundu dengan penafsiran para ulama. Dan dengan penelitian lapangan untuk melihat aspek living alQur`an-nya. Kesimpulan artikel ini bahwa hubungan penafsiran ulama dengan pemikiran Syaikh Ismail Mundu terhadap teks memiliki kecondongan pada pola penafsiran sufistik. Kemudian dari aspek transmisi-transformasi amalan, bahwa amalan ini sudah dilakukan secara turun temurun dari ayahnya – kemudian diteruskan hingga murid beliau, dua di antaranya yaitu H. Arsyad dan H. Rifa’i.